Status konvulsivus dalam hal ini yang dimaksud adalah status kejang umum (generalized tonic clonic status).
Definisi :
Keadaan klinik yang ditandai oleh serangan kejang terus menerus atau berulang dengan frekuensi sedemikian sering tanpa ada episode pulih diantara serangan.
Etiologi :
Definisi :
Keadaan klinik yang ditandai oleh serangan kejang terus menerus atau berulang dengan frekuensi sedemikian sering tanpa ada episode pulih diantara serangan.
Etiologi :
- Epilepsi primer.
- Epilepsi sekunder :
- Lesi serebrovaskuler
- Infeksi SSP
- Neoplasma
- Gangguan metabolik
- Intoksikasi obat-obatan
- Ketergantungan alkohol
- Trauma kapitis
Pemeriksaan :
Bila perlu dan sarana memungkinkan :
Kejang Psikogenik
Penatalaksanaan :
Komplikasi / Penyulit :
Prognosis :
Biasanya kejang dapat diatasi tetapi penderita harus tetap berobat secara teratur.
Lama Perawatan :
Sampai kejangnya teratasi, kesadaran pulih dan keadaan umum telah memungkinkan untuk berobat jalan.
Bila perlu dan sarana memungkinkan :
- Laboratorium :
- Kimia darah : Glukosa, ureum, kreatinin, fungsi hati.
- Elektrolit : Magnesium, kalsium.
- Kadar anti konvulsan.
- Kadar gas arterial.
- Likuor serebrospinal bila ada demam. - Pemeriksaan radiologik : Foto kepala, CT scan kepala, MRI
- Pemeriksaan penunjang lain : ECG, EEG
- Keadaan klinik yang ditandai oleh serangan kejang terus menerus atau berulang dengan frekuensi sedemikian sering, sehingga tanpa pulihnya kesadaran diantara serangan.
- Dianggap status konvulsivus apabial menunjukkan 3 serangan tonik-klonik berturut-turut atau lebih dalam kurun waktu sangat singkat atau episode berlangsung dalam 30 menit atau lebih.
Kejang Psikogenik
Penatalaksanaan :
Urutan
|
Manajemen
|
I
|
- Awasi
tanda-tanda vital.
- Pelihara jalan nafas, berikan oksigen. - Observasi dan periksa neurologis. |
II
|
-
Siapkan 10 cc untuk pemeriksaan kimia darah :
Glukosa, ureum, kreatinin, fungsi hati. Elektrolit (kalsium, magnesium). Kadar anti konvulsan. Kadar gas arterial. - Infus larutan NaCl 0,9%. - Bila terjadi hipoglikemi beri 50 ml glukosa 40% dan 100 mg thiamin atau sejenisnya. - Berikan Diazepam 10 - 20 mg/iv perlahan-lahan. Dapat diulang sampai 3 kali dengan interval 15-30 menit. Kemudian dapat dilanjutkan diazepam 2 - 4 amp/kolf 20 tts/menit. - Bila masih tetap kejang 15 menit setelah pemberian Diazepam, berikan Phenytoin 20 mg/kgBB/iv yang dilarutkan dalam garam (NaCl) dengan kecepatan maksimal 50 mg/menit. Monitor tekanan darah dan EKG. Bila terjadi disritmia/hipotensi hentikan sampai terjadi resolusi dan mulai dengan kecepatan rendah. - Bila kejang menetap 10-20 menit setelah pemberian Phenytoin, tambahkan Phenytoin 10 mg/kgBB. Dosis maksimal 30 mg/kgBB.
- Bila
Kejang berlanjut 30 menit atau lebih, konsul anastesi.
|
III
|
-
Terapi etiologi.
- Terapi komplikasi. - Bila terjadi edema serebri berikan anti edema misalnya deksametason sesuai protokol. |
IV
|
-
Perawatan Intensif.
- Terapi anti epileptik dosis pemeliharaan. |
- Gangguan serebral
- Gangguan kardiovaskular
- Gangguan pernafasan
- Gangguan metabolik,dll
Prognosis :
Biasanya kejang dapat diatasi tetapi penderita harus tetap berobat secara teratur.
Lama Perawatan :
Sampai kejangnya teratasi, kesadaran pulih dan keadaan umum telah memungkinkan untuk berobat jalan.
- Bila diagnosa adalah epilepsi primer dan telah tertanggulangi penderita dapat dipulangkan / berobat jalan dengan pengobatan anti kejang seperti penderita epilepsi lainnya.
- Bila etiologi adalah epilepsi sekunder dan telah ditanggulangi penderita dapat dipulangkan / berobat jalan.